Selasa, 19 Juni 2007

Rara Oyi

Pangeran Pekik adalah orang tua dari permaisuri Amangkurat I (1646-1677) yang melahirkan putra mahkota, Pangeran Adipati Anom. Sejak putrinya menjadi permaisuri raja, ia tinggal di ibukota kerajaan. Pengaran Pekik juga dipercaya untuk mengasuh Pangeran Adipati Anom. Suatu ketika raja merintahkan Mantri Nayatruna dan Yudakarti untuk mencari perempuan untuk dijadikan selir ke wilayah Mancanegara. Raja berpesan agar dia mencari perempuan itu di suatu tempat dimana ditemukan sumber air yang menebarkan aroma wangi. Pencarian berhenti di Surabaya ketika dia menemukan sumber air yang menabarkan bau wangi. Kedua utusan kemudian mendatangi rumah Ngabehi Mangunjaya, orang yang dipercaya oleh Pangeran Pekik menunggui Surabaya. Setelah mengetahui kedatangan kedua utusan raja, Ki Mangunjaya mengatakan bahwa ia memiliki seorang putri yang cantik, yang bernama Oyi, tetapi masih belum cukup dewasa. Setelah melihat Oyi, kedua utusan raja sepakat untuk memboyong Oyi dan orang tuanya ke Mataram untuk dihaturkan kepada raja. Rajapun sangat tertarik tetapi karena belum dewasa (belum menstruasi), Oyi dititipkan kepada Ngabehi Wirareja agar diasuh, kelak kalau sudah waktunya akan dinikahi raja.

Suatu ketika raja menjodohkan Pangeran Adipati Anom dengan putri Cirebon, hal ini dilakukan setelah diketahui Pangeran Adipati Anom berselingkuh dengan istri saudaranya sendiri, Pangeran Singasari. Akan tetapi setelah datang dan melihat sendiri calon istrinya di Cirebon ia tidak mau menikahinya. Sepulang dari Cirebon Pangeran Adipati Anom datang ke rumah Ngabehi Wiraredja, dan meilhat Rara Oyi sedang duduk membatik. Setelah melihat paras Rara Oyi, Pangeran Adipati Anom jatuh cinta dan berniat menikahinya. Tetapi Ngabehi Wirareja tidak bernai memberikan Rara Oyi kepadanya karena ia titipan dan calon selir ayahnya. Hal ini membuat Pangeran Adipati Anom kecewa dan linglung. Pangeran Pekik menjadi prihatin dengan kondisi cucunya. Karena rasa sayangnya, Pangeran Pekik membuat keputusan nekad untuk mengmbil Rara Oyi dari Wirarejan dan dinikahkan dengan Pangeran Adipati Anom. Pangeran Pekik sadar bahwa upayanya ini akan menimbulkan kemarahan raja dan berani menerima hukuman dari raja. Raja menjadi murka setelah mendengar Rara Oyi diculik oleh Pangeran Pekik. Raja memerintahkan membuang Wirareja ke Panaraga dan di sana dibunuh. Sementara itu Raja memerintahkan kepada Pangeran Adipati Anom untuk membunuh Rara Oyi dengan tangannya sendiri, jika tidak mau ia tidak akan diakui sebagai putra. Mendengar ancaman itu Pangeran Adipati terpaksa membunuh gadis yang ia cintai di atas pangkuannya sendiri. Setelah itu Pangeran Adipati Anom diasingkan ke Lipura dan kediamannya dibakar habis dan harta bendanya dijarah habis. Sementara itu Pangeran Pekik dan 50 anggota keluarganya juga dibunuh. Sejak peristiwa ini raja menjadi sering marah dan membunuh orang tanpa sebab yang jelas. Hal menyebabkan para abdi dalem menjadi takut.

Tidak ada komentar: